https://raushan-design.blogspot.com/

Skandal Rekening Dormant 204 Miliar: Dari Sindikat Digital hingga Dugaan Pembunuhan Kacab Bank

Motivator, Dwi Hartono Ditetapkan Polisi Sebagai Salah Satu Otak Pembunuhan Kancab BRI Pada Agustus Lalu. Polisi Telah Menangkap Eksekutor Dan Mengumpulkan Bukti Rekaman CCTV. Terbaru Pengungkapan Kasus Pencurian Rekening Dormant, Diduga Ada Kaitan Dengan Motivator DH.


KabarApalagi.com – Publik diguncang oleh terbongkarnya kasus pembobolan rekening dormant bernilai fantastis hingga Rp 204 miliar. Kasus ini bukan sekadar kejahatan siber biasa, melainkan membuka tabir adanya sindikat terorganisir yang melibatkan pihak internal bank, jaringan mafia keuangan, hingga dugaan keterkaitan dengan kasus penculikan dan pembunuhan seorang Kepala Cabang (Kacab) Bank BRI.

Modus Canggih: Membobol Rekening Pasif

Dari hasil penyelidikan Bareskrim Polri, sindikat ini menyasar rekening dormant – yakni rekening yang sudah lama tidak aktif, namun masih menyimpan saldo. Dengan akses ilegal ke aplikasi core banking system, para pelaku bisa memindahkan dana dari rekening-rekening tersebut ke rekening penampung yang sudah mereka siapkan.

PPATK mencatat, rekening penampung tersebut sengaja dibuat sindikat hanya beberapa hari sebelum aksi, sehingga pergerakan dana sulit terdeteksi. Para pelaku bahkan menggunakan identitas palsu, lengkap dengan kartu tanda pengenal bertuliskan “Satgas Perampasan Aset”, agar aktivitas mereka tidak dicurigai.

Tersangka dan Jaringan Sindikat

Polisi telah menetapkan 9 orang tersangka yang terbagi dalam tiga klaster: pelaku teknis pembobolan, pihak pencucian uang, dan oknum internal bank. Indikasi keterlibatan orang dalam cukup kuat, mengingat akses ke sistem perbankan tidak mungkin terjadi tanpa celah dari pegawai yang paham mekanisme internal.

“Ini bukan kejahatan biasa. Ada keterlibatan oknum internal dan pihak luar yang membentuk sindikat,” kata salah satu penyidik yang dikutip dari CNN Indonesia.

Benang Merah dengan Kasus Pembunuhan Kacab

Kasus ini semakin kompleks setelah polisi mengungkap bahwa dua tersangka pembunuh Kacab bank Ilham ternyata juga terlibat dalam jaringan pembobolan rekening dormant. Media nasional seperti Detik dan Kompas menyoroti hal ini sebagai titik balik penyelidikan, karena membuka kemungkinan bahwa pembunuhan tersebut berkaitan langsung dengan upaya sindikat menutupi jejak.

Hingga kini, polisi belum menyimpulkan motif tunggal. Namun, dugaan kuat mengarah bahwa korban memiliki informasi krusial terkait praktik pembobolan yang sedang diusut.

Dampak dan Kekhawatiran Publik

Skandal ini menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama nasabah perbankan. Jika rekening dormant saja bisa dijebol, bagaimana dengan keamanan tabungan aktif?

Pakar hukum perbankan menegaskan, kasus ini harus menjadi momentum audit menyeluruh terhadap sistem keamanan bank. “Kita berbicara soal trust publik. Jika ini tidak ditangani transparan, kepercayaan pada lembaga keuangan bisa runtuh,” ujar seorang pengamat dari Surabaya.

Polisi dan PPATK Bergerak

Bareskrim Polri terus mendalami aliran dana, sementara PPATK menelusuri pencucian uang yang dilakukan sindikat. Dipastikan, jeratan hukum tidak hanya berhenti pada UU Perbankan, tetapi juga Undang-Undang Pencucian Uang dan pasal-pasal pidana terkait pembunuhan berencana.

Penutup

Skandal rekening dormant senilai Rp 204 miliar ini kini menjadi salah satu kasus kejahatan perbankan terbesar di Indonesia. Publik menanti: apakah kasus ini akan membuka tabir “mafia perbankan” yang selama ini bergerak dalam senyap, atau justru kembali terkubur di balik proses hukum yang panjang.(Tim)

Related Posts

Related Posts

Ragam

More »

Olahraga

More »

Sosok

More »

Opini

More »