![]() |
Cici Situmorang saat mendampingi anak didiknya diacara Harmoni kids trip " Berkunjung ke Klenteng Talang, Cirebon. Tempat ibadah umat Khonghucu. |
Siapapun boleh bergabung belajar di komunitas ini. Baik dari anak - anak kurang mampu secara finansial untuk bersekolah formal hingga anak - anak bangku sekolah yang secara sukarela mau bergabung di komunitas Sekolah Kebhinekaan.
Wanita kelahiran Bandar Lampung 1988, penganut Nasrani. Ia menceritakan pengalamanya saat dirinya kuliah di Ceribon. Saat itu sedang mencuat kasus Ahok. Ia pun tak luput jadi sasaran opini orang - orang disekelilingnya. Sebetulnya, menurut dia permasalahan itu tidak semudah yang orang tuduhkan kepada minoritas. Menurut Cici, banyak orang yang hanya memahami secara parsial cuplikan tulisan dimedia masa namun tidak pernah masuk dan mendalami persolaan sesungguhnya sekali tidak.
Sekolah Kebhinekaan yang Cici rintis selalu open minded terhadap perbedaan, karenanya ia selalu mengajak anak didiknya tidak saja hanya mengajarkan melalui teori akan tetapi juga mmengajak mereka mengunjungi tempat - tempat ibadah lainya selain yang dianut oleh anak didiknya sebelum pandemi dan bertemu dengan pemuka agama dengan begitu anak - anak tidak hanya berdasarkan dari opini namun juga menambah wawasan mereka secara luas.
Rekonsiliasi dengan mengenalkan budaya melalui Harmoni Kids, mengajak meraka mengunjungi situs bersejarah akan membaur semua perbedaan menjadi satu. Salahsatunya keraton, gua bersejarah dan tempat lainya yang memiliki nilai sejarah kebudayaan Indonesia.
" Budaya tidak terlalu mengepentikan perbedaan. Yang penting Indonesia. " Kata Cici.
Contohnya, kata Cici. Di kraton kesepuhan Cirebon juga terdapat keramik yang menceritakan kisah Isa dan kisah Raja keraton yang pernah menikah dengan orang asing dari cina Waktu kepada anak didiknya. Disekolah formal hanya dijelaskan teorinya saja namun tidak pernah diajak mengunjungi situs sejarahnya.
Ia mengatakan jika apa yang saat ini ia lakukan kepada 300 an anak didik merupakan aksi sosial semata secara sikarela tidak ada kepentingan dengan pihak manapun maupun dari pendanaan gereja. (Av)