Anak Dibawah Umur Jadi Korban Ruda Paksa, Kondisi Keluarga Korban Sangat Memperihatinkan

Daniel, Wakil ketua LPA Kabupaten Pasuruan mengadvokasi korban dan orang tua mendatangi Balai Desa Oro - Oro Ombo Wetan. Foto Daniel

 

PASURUAN – Kasus dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di Pasuruan. Kali ini, kasus tersebut menimpa anak dibawah umur, inisial DK (16), warga Karangpanas 1,RT/RW 01. Desa Oro - oro ombo wetan,Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan.

Didampingi wakil ketua Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) Kabupaten Pasuruan, Daniel melaporkan kasus ini kepada Polres Pasuruan pada Kamis,18/9/2025

Tim Kabar Apalagi menemui korban didampingi LPA bersama keluarga melakukan visum. Sabtu,20/9/2025 di RSUD Raci.

Daniel mengungkapkan keprihatinanya terhadap kondisi keluarga korban yang didudaga diruda paksa (F), masih tetangga korban bersama 3 rekan lainya.

Tidak hanya itu, DK audah berulang kali di cabuli oleh kawanan (F) salah satunya dilakukan di kamar mandi masjid.

Kasus ini mencuat setelah kelompok pesilat ( PSHT ) menemukan korban dalam kondisi tanpa busana. Awalnya korban enggan mengaku, namun setelah didesak, ia menceritakan telah disetubuhi   pelaku.

Berdasarkan pengakukan korban tercantum didalam laporan kepolisian. Korban sudah dipaksa melayani nafsu bejat terduga pelaku sejak tahun 2023 hingga 2025 saat dipergoki pesilat pulang latihan.

Daniel menyanyangkan peristiwa ini terjadi. Meskipun, dugaan sementara pelaku, ada yang dibawah umur. Ia berkomitmen mengungkap kasus ini agar menjadi jelas dan menjadi pelajaran dikemudian hari.


Kolapse Rumah Keluarga DK Di Desa Oro - oro ombo wetan, Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. Foto.Nasrullah.


DK berasal dari keluarga tidak mampu. Orang tuanya, ibu bekerja sebagai buruh tani dan ayah memancing ikan untuk dijual agar dapat memenuhi kebutuhan sehari - hari.


‎" Rumahnya reot, bahkan ( moof maaf ). Saya punya kandnag kambing.l, lebih bagusan kandang kambing saya. Mereka tidak punya kasur, hanya tidur di lantai tanah, " terang Daniel saat ditemui wartawan kabarapalagi.com di RSUD Bangil, Sabtu (20/9/25) siang.

Tidak berhenti sampai disitu. Daniel menduga korban diduga mengalami keterbelakangan mental, diamati dari fisiknya. Namun, dirinya tidak dapat memastikan sebelum ada pemeriksaan dari dokter.


" Dan lagi, anak itu ada keterbelakangan mental. Ini dugaan saya. Nanti dokter yang menentukan, " beber Daniel.


‎Ia mendesak agar pemerintah daerah, termasuk Bupati dan anggota dewan, segera turun tangan melihat langsung kondisi yang disebutnya sebagai ' kemiskinan paling bawah. '

DK tidak melanjutkan sekolah, terakhir lulus dari bangku sekolah dasar dari menurut keterangan dari keluarga korban.

Kondisi tersebut membuat Daniel merasa kaget dan prihatin, sehingga ia langsung mendampingi korban untuk membuat laporan ke Polres Pasuruan. Kasus ini telah dilaporkan pada, Kamis (18/9/25).

Pihak kepolisian kini tengah mendalami kasus ini berdasarkan pengakuan korban dan bukti-bukti yang ditemukan. (Tim)


Travel

More »