Korban Runtuhan Bangunan Al Khoziny Bertambah, Alat Berat Diturunkan

 

Alat berat mulai dikerahkan untuk membantu proses evakuasi para santri dari reruntuhan bangunan. Foto Ist. 

Sidoarjo – Suasana duka menyelimuti Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Sawahan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, setelah bangunan masjid yang sedang dalam proses pembangunan roboh pada Senin (29/9/2025). Ratusan santri dan jamaah yang berada di dalam masjid tertimpa reruntuhan, membuat peristiwa ini menjadi salah satu tragedi paling memilukan di Jawa Timur tahun ini.

Hingga Selasa (30/9/2025) siang, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mencatat 100 orang menjadi korban. Dari jumlah tersebut, 3 orang meninggal dunia, 26 orang masih dirawat di rumah sakit, 70 orang diperbolehkan pulang, serta 1 orang dirujuk ke rumah sakit lain. Sementara itu, sekitar 91 orang masih dalam pencarian.

Air Mata Keluarga Korban

Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah Maulana Alfan Ibrahimavic, santri asal Surabaya, berhasil dievakuasi dari reruntuhan. Tak jauh berbeda, keluarga Mochammad Mashudulhaq dan Muhammad Soleh juga larut dalam kesedihan mendalam saat mendengar kabar duka dari rumah sakit.

“Saya masih tidak percaya. Tadi pagi anak saya berangkat mondok dengan semangat, tapi siang sudah tidak ada,” ujar seorang ayah korban dengan suara bergetar.

Derita Para Santri

Selain korban meninggal, puluhan santri masih menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit. Sebagian mengalami luka patah tulang, sementara yang lain masih trauma berat akibat peristiwa mendadak itu.

Di RSUD RT Notopuro, seorang santri yang selamat menceritakan detik-detik ketika atap masjid ambruk.

“Tiba-tiba ada suara keras, lalu semuanya gelap. Saya berusaha merangkak keluar, tapi banyak teman-teman saya yang tidak sempat lari,” katanya lirih sambil menahan tangis.

Upaya Penyelamatan Masih Berlanjut

Petugas gabungan dari BASARNAS, BPBD, TNI, Polri, hingga Tagana masih berjibaku di lokasi dengan menggunakan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi. Tiga unit excavator dikerahkan untuk mengangkat material berat yang menimpa korban.

Kepala BPBD Jawa Timur menegaskan, evakuasi akan terus dilakukan hingga seluruh korban ditemukan. “Kami fokus pada pencarian korban yang masih tertimbun. Semua sumber daya sudah kami kerahkan,” ujarnya.

Duka yang Menjadi Peringatan

Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya standar keselamatan dalam pembangunan fasilitas umum, terutama rumah ibadah dan pondok pesantren yang digunakan banyak orang setiap hari.

Hingga kini, doa terus dipanjatkan oleh keluarga, santri, dan warga sekitar agar korban yang masih tertimbun segera ditemukan. Sementara itu, Pemprov Jatim berjanji memberikan pendampingan medis, psikologis, serta bantuan bagi keluarga korban.


Travel

More »