![]() |
| Upaya pemadaman di Gedung Gegana, Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025). (Foto: Qoo10.co.id) |
JAKARTA/SURABAYA - Peristiwa kebakaran yang terjadi di sejumlah lokasi kerusuhan buntut demonstrasi di Jakarta dan Surabaya mulai diselidiki pihak kepolisian. Dugaan sementara penyebabnya adalah puntung rokok hingga bom molotov yang sengaja dilempar oleh perusuh.
Di Jakarta, kebakaran Gedung Gegana, Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, pada Minggu (31/8/2025) diduga disebabkan puntung rokok. Dugaan itu disampaikan oleh Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat), Jakarta Pusat, Mulandono.
"Dugaan sementara karena ini tidak ada aktivitas apapun, mungkin ada yang iseng," kata Mulandano saat ditemui di depan Gedung Gegana, Senin (1/9) pagi sebagaimana ditulis cnnindonesia.com.
Puntung rokok kemudian menjadi nyala api besar karena di gedung tersebut banyak terdapat kardus dan lainnya. "Mungkin ada yang buang puntung rokok, kita tidak tahu. Yang jelas ada penyalaan," katanya.
Kendati diduga hanya disebabkan puntung rokok, pihak Brimob menyatakan telah mengamankan lima orang atas kejadian tersebut setelah melakukan penelusuran mendalam. Herman, saksi di lokasi kejadian, menduga ada tiga orang yang menjadi penyebab kebakaran di Gedung Gegana sudah diamankan.
Pada media, Mulandono menjelaskan, upaya pemaaman kebakaran melibatkan 60 persoel dan 12 unit mobil pemadam kebakaran. Setelah api padam, petugas terus mendinginkan lokasi kebakaran.
| Kebakaran sisi barat Gedung Grahadi saat kerusuhan Sabtu (30/8/2025). (Foto: lentera.co) |
Sementara itu, di Surabaya. Kebakaran di Gedung Grahadi juga telah diselidiki pihak Satreskrim Polrestabes Surabaya. Olah TKP dilakukan di bangunan sisi barat Gedung Grahadi yang dibakar pada Sabtu (30/8/2025) malam, sekitar pukul 21.56 WIB saat kerusuhan terjadi.
Menyampaikan hasil olah TKP, AKBP Edy Herwiyanto, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya menyatakan, kebakaran Gedung Grahadi diduga dipicu bom molotov yang dilempar oleh oknum tidak bertanggungjawab, dikutip dari suarasurabaya.net.
"Pelemparan bom molotov itu kemudian menyebabkan kebakaran hebat," ujar Edy. Bagian gedung yang terbakar merupakan ruangan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, ruang protokol, dan ruang wartawan. (nra)




