![]() |
Suasana sedih dan haru pekerja yang di-PHK beredar dalam video yang vral di media sosial. (Foto: gelora.co) |
JAKARTA - Di tengah sulitnya lapangan pekerjaan beredar video di media sosial bernuansa haru. Dalam video tampak ratusan buruh berseragam Gudang Garam saling bersalaman dan berpelukan. Narasi dalam video yang disampaikan adalah suasana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal buruh di pabrik rokok PT. Gudang Garam.
Video itu mendapat tanggapan dari warganet. Tak pelak, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, juga angkat bicara mengenai video tersebut.
Dia menjelaskan untuk lebih dulu memverifikasi informasi terkait video yang beredar tersebut. "Kami baru dapat kabar, telah terjadi PHK buruh di PT Gudang Garam. Kami akan cek dulu," ujarnya.
Terkait video tersebut, jika benar PT Gudang Garam elakukan PHK massal, maka ada sejumlah faktor yang memungkinkan pihak perusahaan mengambil keputusan pahit. "Pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk untuk menyesuaikan tren pasar dan tingginya beban cukai memperparah daya saing perusahaan," ujarnya.
Selain itu dia mengakui bahwa pajak cukai rokok dari tahun ke tahun semakin mahal membuat perusahaan rokok dalam kondisi sulit. Jika perusahaan rokok kian terpuruk hingga harus mem-PHK pekerja secara massal, maka dampaknya juga akan luas.
Iqbal memperkirakan dampaknya bukan hanya menimpa pekerja yang di-PHK. Puluhan ribu pekerja lain di sektor logistik, transportasi, pedagang kecil, hingga kontrakan tempat tinggal pekerja pabrik rokok yang ada di sekitarnya juga akan mengalami kesulitan ekonomi.
"Pemerintah pusat maupun daerah harus turun tangan memberikan solusi atas dinamika ini. Selamatkan industri rokok nasional, selamatkan puluhan ribu buruh yang terancam PHK, sambil tetap dijaga kampanye kesehatan," tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak PT Gudang Garam belum memberikaan penjelasan terkait video yang sudah viral di media sosial.
Semenara itu, dikutip dari tugujatim.id, PT Gudang Garam Tbl. (GGRM) memang diketahui sedang mengalami penurnan tajam pada kinerja keuangannya. Pada 2024 tercatat keuntungan bersihnya turun 81,57 persen dibanding tahun sebelumnya. Nominal keuntungan GGRM pada 2024 sebesar Rp 980,8 miliar, turun jauh dari laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 5,32 triliun. (nra)