![]() |
Massa Keluarga Terduga Maling Hewan Ternak Serang Polres Lumajang.Minggu,12/10/2025 Setelah Mendengar Kabar Yang Bersangkutan Tewas Saat Proses Penangkapan. |
Lumajang-Kericuhan terjadi di Mapolres Lumajang, Minggu malam (12/10/2025), ketika puluhan orang yang disebut sebagai keluarga dan kerabat dari seorang terduga pelaku pencurian hewan menyerang markas kepolisian. Aksi itu dipicu oleh kematian salah satu tahanan bernama Rudi Hartono (38) yang sebelumnya diamankan oleh aparat.
Menurut keterangan pihak kepolisian, Rudi ditangkap pada Sabtu (11/10) atas dugaan pencurian sapi. Namun, keesokan harinya ia dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan di RS Bhayangkara Lumajang.
Kabar kematian itu memicu emosi keluarga yang menuding adanya kekerasan dalam proses penangkapan.
Massa Datang dan Serang Polres
Puluhan warga mendatangi Mapolres Lumajang dengan kendaraan pikap dan motor. Mereka berteriak menuntut keadilan dan meminta penjelasan langsung dari Kapolres.
Situasi memanas ketika massa mulai melempari batu ke arah gedung Mapolres dan mencoba mendobrak gerbang utama. Petugas yang berjaga langsung berusaha membubarkan massa untuk mencegah bentrokan meluas.
18 Orang Diamankan
Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Zainur Rochim membenarkan adanya aksi penyerangan tersebut.
“Ada 18 orang yang kami amankan malam itu. Mereka kini masih dalam pemeriksaan untuk mengetahui peran masing-masing dalam aksi penyerangan,”
ujar Kapolres seperti dikutip dari laman DetikJatim, Senin (13/10/2025).
Polisi memastikan situasi kini telah kondusif. Sejumlah personel dari Brimob dan Sabhara juga disiagakan untuk mengamankan area sekitar Mapolres.
Autopsi Dilakukan, Polisi Tegaskan Transparansi
Menanggapi tuduhan keluarga, pihak kepolisian menyebut telah melakukan autopsi terhadap jenazah Rudi Hartono guna memastikan penyebab kematiannya.
“Kami menjamin proses penyelidikan berjalan secara transparan dan melibatkan pihak keluarga,”
kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, dikutip dari iNewsJatim.
Polisi juga menegaskan tidak akan mentolerir tindakan anarkis dan perusakan fasilitas publik.
“Kami memahami emosi keluarga, namun tindakan kekerasan bukan solusi. Negara harus tetap hadir menegakkan hukum,” tambahnya.
Tuntutan Keluarga
Sementara itu, perwakilan keluarga korban berharap agar kasus ini diusut tuntas dan tidak ada upaya menutup-nutupi fakta.
“Kami hanya ingin keadilan. Kalau memang ada salah prosedur, harus diusut,”
ujar salah satu kerabat korban kepada wartawan di rumah duka Desa Klakah, Lumajang.(van)