 |
| ilustrasi perbrdaan sikap NU dan Muhammadiyah menyikapi dugaan ada wadah makan MBG mengandung babi redaksi kabarapalagi.com |
Jakarta — Polemik soal wadah makan (food tray) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) makin ramai diperbincangkan. Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (PBNU), ternyata punya pandangan berbeda soal isu dugaan kandungan minyak babi dalam food tray impor itu.
Pernyataan keras datang dari Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Ia menegaskan pemerintah wajib menyetop seluruh distribusi food tray MBG bila terbukti mengandung unsur babi dalam proses produksinya.
“Kalau memang benar ada kandungan babi, ya harus dihentikan. Itu jelas haram,” tegasnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Muhammadiyah menilai isu ini bukan sekadar teknis, tapi menyangkut hak umat Islam untuk mendapatkan makanan dan alat makan yang halal. Apalagi program MBG ditujukan untuk anak sekolah — yang sebagian besar Muslim.
Berbeda dengan Muhammadiyah, PBNU melalui Ketua Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menilai tak perlu gegabah menyalahkan pemerintah. Menurutnya, dari sisi fiqih, benda keras yang terkena najis seperti babi bisa disucikan cukup dengan dicuci bersih.
“Kalau sudah dicuci bersih, tidak masalah dipakai lagi. Yang haram itu kalau minyak babinya ikut tercampur ke makanan,” ujar Gus Fahrur.
Pandangan ini membuat suasana jadi makin hangat. Sebagian masyarakat menilai perbedaan pandangan itu bisa menimbulkan kebingungan — terutama di lapangan, di mana jutaan food tray sudah terdistribusi ke sekolah-sekolah penerima MBG.
Di tengah dua pandangan ormas besar itu, pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa food tray tersebut tidak mengandung lemak babi pada produk akhirnya, karena minyak yang digunakan hanyalah pelumas saat proses cetak dan sudah dibersihkan. Namun publik tetap menunggu hasil uji laboratorium resmi dan sertifikasi halal.(Red)
