![]() |
Raden Igun Wicaksono,Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (ojol) Garda Indonesia. (Foto: kowarnews.co.id) |
JAKARTA - Pascapertemuan Wapres dengan perwakilan driver ojek online (ojol), Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (ojol) Garda Indonesia angkat bicara. Pihak asosiasi mengaku tidak mengenal perwakilan ojol yang diajak bertemu Wapres Gibran di Istana Wakil Presiden, Minggu (21/8/2025) lalu.
"Enggak ada yang mengetahui dari kelompok mana mereka dan mewakili siapa. Karena yang pasti terlembaga ya kami sebagai asosiasi (terdaftar) pada negara maupun pemerintah Republik Indonesia. Dan kami saksi mata langsung (kejadian yang menimpa Affan Kurniawan," terang Raden Igun Wicaksono,Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (ojol) Garda Indonesia, Senin (1/9/2025, dikutip dari cnnindonesia.com.
Menanggapi video pada akun resmi instagram Sekretariat Wakil Presiden saat perwakilan ojol ditemui wartawan, Igun menemukan kejanggalan karena pertemuan tidak ada koordinasi sedikitpun dengan pihak asosiasi ojol.
Menurut dia, Sekretariat Wakil Presiden terkesan menghadirkan orang-orang yang mengaku mewakili ojol padahal di antara mereka tidak pernah berada di lokasi kejadian. "Kelompok ini tidak pernah ada di lokasi atau orang-orang tersebut tidak pernah ada di lokasi, karena kami pada saat peristiwa itu terjadi kami memang yang ada di lokasi. Hingga dijalankannya otopsi jenazah di RSCM dan sampai selesai kami terus mengawalnya," terang Igun.
Melalui asosiasi, para pengemudi ojol menyampaikan kekecewaannya karena orang-orang yang ditemui Wapres Gibran dianggap tidak mewakili mereka. Igun mempertanyakan terkait keberadaan pihak yang tiba-tiba mengaku mewakili ojol untuk bertemu dengan Wapres Gibran. Terlebih tidak ada pelibatan asosiasi yang sudah secara resmi terbentuk.
"Jadi yang beredar di rekan-rekan ojol adalah kawan-kawan ini kecewa apalagi melihat ada kelompok yang tidak pernah mewakili ojek online tiba-tiba bersama wapres." ungkapnya.
Igun curiga pertemuan itu hanya rekayasa atau settingan yang memanfaatkan kejadian tragedi meninggalnya Affan Kurniawan untuk mencari simpati dengan mengundang ojol atau orang beratribut ojol. "Kami tidak tahu itu ojol atau bukan," kata Igun.
Igun menilai Sekretariat Wapres melangkah ceroboh karena memberi ruang kepada pihak yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam tragedi Affan. Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan disinformasi dan kesalahpahaman publik.
Menurut dia, hal itu harus diketahui oleh publik bahwa kecerobohan ini tidak bisa kita terima. Igun juga menolak anggapan pertemuan di Istana Wapres berhasil meredam kemarahan para pengemudi ojol. Dia menilai langkah Setwapres justru memperkeruh suasana karena menghadirkan pihak yang tidak jelas mewakili siapa.
Igun menambahkan, langkah itu hanya akan menambah opini negatif di kalangan pengemudi dan seolah-olah sudah ada perdamaian. Padahal proses hukum atas tragedi Affan Kurniawan belum tuntas dan olah TKP pun belum dilakukan. Ia menyebut narasi damai yang ditampilkan sebagai bentuk pengalihan dari peristiwa sebenarnya.
Igun meminta meminta Gibran melibatkan asosiasi resmi pengemudi ojol jika ingin berdialog. "Kami enggak ngerti apa motifnya atau tujuannya, tapi yang pasti nih tidak ada koordinasi antara Sekretariat Wapres dan wapres terhadap kami sebagai lembaga. Kami ini lembaga, bukan perorangan," pungkasnya. (nra)