![]() |
| Foto Istimewa |
Motor listrik makin ramai jadi bahan obrolan, gaes. Dari ojek online sampai emak-emak komplek, banyak yang mulai melirik karena katanya “lebih irit, nggak perlu beli bensin lagi.” Tapi bener nggak sih, motor listrik memang jauh lebih hemat dari motor bensin?
Biar jelas, kita bandingkan dua contoh: motor listrik 2.000 watt dan motor matic 125 cc yang sama-sama sering wara-wiri di jalan kota. Rata-rata motor listrik butuh 2 kWh listrik buat menempuh 60 km. Dengan tarif listrik rumah tangga sekitar Rp1.700/kWh, biaya tempuh 60 km cuma sekitar Rp3.400.
Sementara motor bensin butuh 1,5 liter untuk jarak yang sama, dengan harga bensin Rp10.000/liter berarti Rp15.000 per 60 km. Artinya, motor listrik bisa 4–5 kali lebih irit dibanding motor BBM.
Dari sisi perawatan juga jauh lebih ringan. Motor listrik nggak perlu ganti oli, busi, atau karburator. Cukup cek baterai, rem, dan ban secara rutin. Biaya servis tahunan bahkan bisa di bawah Rp500 ribu, sementara motor bensin bisa tembus Rp1,5–2 juta per tahun tergantung pemakaian.
Tapi nggak semua manis, gaes. Waktu isi daya motor listrik masih 4–6 jam, jarak tempuhnya rata-rata 60–100 km per charge, dan harga baterai masih lumayan tinggi meski usia pakainya bisa 5–7 tahun.
Dari sisi lingkungan, motor listrik jauh lebih bersih. Data Kementerian ESDM menyebut, satu motor listrik bisa menekan emisi karbon hingga 90 persen dibanding motor bensin. Kalau sumber listriknya dari energi terbarukan, dampaknya buat udara kota makin positif.
Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu bilang, “Bagi masyarakat perkotaan, motor listrik sudah sangat masuk akal. Hemat, senyap, dan cocok buat jarak pendek.”
Kalau soal irit di kantong, motor listrik jelas unggul. Biaya per kilometer cuma sekitar Rp50–60, sedangkan motor bensin masih di kisaran Rp250–300 per km. Tapi kalau sering keluar kota atau belum punya akses charging di rumah, motor BBM masih jadi pilihan praktis.
Yang jelas, masa depan kendaraan Indonesia makin mengarah ke listrik. Tinggal kitanya siap ikut arus perubahan atau masih betah ngantri di SPBU, gaes.
Redaksi diolah dari berbagai sumber.




