Ungkit "Agustus Kelabu", Kapolri Minta Brimob Evaluasi Penanganan Demo

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan sambutan di HUT Brimob ke-80. (Foto: beritanasional.com)

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkit kejadian kerusuhan yng terjadi pada Agustus 2025 saat peringatan HUT Brimob ke-80. Ia menyebut peristiwa itu sebagai “Agustus Kelabu” dan “Black September”, yang menurutnya menjadi pelajaran penting bagi institusi kepolisian dalam menangani situasi darurat.

Sigit menyoroti bahwa kerusuhan serupa juga terjadi di berbagai negara lain seperti Nepal, Prancis, Peru, dan India. Bahkan, di beberapa negara, gejolak tersebut menyebabkan pergantian kepemimpinan nasional. Hal ini menjadi pengingat bahwa stabilitas keamanan sangat krusial dan harus dijaga dengan baik.

"Beberapa waktu yang lalu terjadi kerusuhan di berbagai negara, salah satunya Indonesia, dan ini betul-betul menjadi catatan bagi kita, khususnya menjadi catatan yang kita kenal dengan nama Agustus Kelabu dan Black September," kata Kapolri  di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025), dikutip dari nsional.kompas.com.

Meski demikian, Sigit memberikan apresiasi kepada jajaran Polri, khususnya Brimob, atas kerja keras mereka dalam menjaga ketertiban dan keamanan nasional. “Alhamdulillah kerja keras dari rekan-rekan, kita bisa mengembalikan situasi keamanan dan 1.071 orang saat ini kita lakukan penegakan hukum," ujarnya. 

Ia juga menegaskan bahwa pola pengamanan demonstrasi harus terus dievaluasi, dengan mencontoh sistem pengendalian massa dari negara-negara seperti Prancis, Jerman, dan Jepang.

Di sisi lain, Sigit juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas Korps Brimob Polri dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks. Sigit menyebut bahwa Brimob sebagai satuan elite harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pola kejahatan yang kini tak lagi bersifat konvensional. 

Ia menilai bahwa kejahatan dengan intensitas tinggi atau extraordinary crime terus berkembang dan menuntut kesiapan personel yang lebih fleksibel dan tangguh. Dirinya mendorong Brimob untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan melalui berbagai cara, termasuk melakukan studi banding ke negara-negara yang telah memiliki satuan kepolisian khusus berstandar internasional. 

Langkah ini dinilai penting agar Brimob tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dalam mengantisipasi potensi gangguan keamanan.

“Banyak juga hal-hal lain, ancaman-ancaman yang extraordinary crime yang kita harus selalu siap disesuaikan dengan perkembangan dinamika yang ada sehingga keterampilan yang harus kita miliki juga harus terus disesuaikan ya," ujar Sigit. (nra)


Related Posts

Related Posts

Nasional

Kolom - Politik

Recent Posts Label

Pemerintahan

Kriminal

Iklan Bawah

Kabar Travel