![]()  | 
| Hujan lebat mulai sering turun di sejumlah daerah dan berpotensi menyebabkan bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang. (Foto: jabarekspres.com) | 
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Imbauan ini disampaikan seiring dengan masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke fase puncak musim hujan. Kondisi ini berisiko memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa dalam beberapa hari terakhir, hujan deras telah mengguyur wilayah Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian Yogyakarta. Dia menekankan pentingnya kesiapsiagaan semua pihak menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
“Kondisi atmosfer sangat labil dan kaya uap air akibat aktifnya monsun Asia serta suhu muka laut yang hangat. Hujan lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan 80-150 mm per hari sudah terjadi di beberapa wilayah. Ini adalah sinyal kuat bahwa kita harus meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Dwikorita, dikutib dari cnbcindonesia.com, Senin (3/11/2025).
BMKG mencatat bahwa sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung bertahap dari November 2025 hingga Februari 2028, dengan pola pergerakan dari barat ke timur.
“Namun demikian, pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026 menjadi fase puncak musim hujan utama bagi sebagian besar wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatnya curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi,” terangnya.
Selain itu, BMKG mengingatkan bahwa November merupakan awal periode aktifnya siklon tropis di selatan Indonesia. Potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia dapat memicu hujan sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, terutama di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Dalam sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan, dengan kemungkinan peningkatan intensitas hujan di beberapa daerah.
Berdasarkan analisis peringatan dini BMKG, hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sementara hujan lebat hingga sangat lebat (kategori Siaga) diprediksi melanda Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Papua, dan berpotensi meluas ke Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama BNPB dan instansi terkait tengah menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah rawan bencana seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Di Jawa Tengah, operasi dimulai sejak 25 Oktober dari Posko Semarang dan Solo, dengan 41 sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan. Di Jawa bagian barat, operasi dimulai 23 Oktober dari Posko Jakarta, dengan 29 sorti penerbangan yang berhasil menurunkan intensitas hujan secara signifikan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan awal perkembangan La Nina. “Namun demikian, La Nina lemah diprediksi tidak memberikan dampak yang signifikan pada curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan kondisi curah hujan pada November-Desember 2025 dan Januari-Februari 2026 diprediksi tetap pada kategori normal,” ujar Guswanto. (nra)




